Penyebab Anak Tantrum, Ciri, dan Cara Mencegahnya

Menjadi orangtua adalah adalah amanah yang mulia yang diberikan  oleh  Allah,  anak anak qurota’ayun adalah

dambaan orangtua, sebagi orang tua  dalam masa pengasuhan dan pendidikan pernahkah kita mendapai anak kita tantrum

ketika menginginkan sesutu? Apakh tantrum ini  adalah  hal  yang biasa atokah merupakan tantrum yang berlebihan?menurut Ali tumbuh kembang kembang , Anak tantrum yang wajar hanya 1 kali sehari atau 3 kali seminggu. Lebih sering dari itu, penyebab anak tantrum mungkin masalah kesehatan atau psikologis tertentu

Banyak yang bilang penyebab anak tantrum adalah temperamen turunan orang tuanya. Anggapan ini tidak tepat, lho. Yuk, pahami penyebab tantrum pada anak agar Ibu bisa mengantisipasinya dengan tepat!

Apa Penyebab Anak Tantrum? 

Tantrum adalah ledakan amarah dan frustrasi anak yang tidak terkendali. Beberapa hal yang bisa menjadi penyebab tantrum pada anak adalah:

1. Menginginkan Perhatian

Penyebab tantrum yang paling umum adalah anak ingin mendapatkan perhatian orang tua. Di usia ini anak sangat ingin menunjukkan kemandirian, tapi masih mendambakan perhatian Ibu dan Ayahnya.

Ketika si Kecil menyadari ia tidak mendapatkan perhatian (mungkin Ibu sedang sibuk beres-beres dan tidak bisa ditinggal sedangkan Ayah sedang bekerja), emosi si Kecil akan meluap-luap.

Ledakan emosi ini terjadi karena konflik batin yang anak rasakan. Ia merasa tidak dipedulikan, tapi belum bisa bicara lancar untuk menyampaikannya pada Ibu.

2. Tidak Mendapatkan Apa yang Diinginkan

Penyebab anak tantrum yang juga umum adalah keinginan yang tidak terpenuhi. Misalnya, si Kecil minta dibelikan mainan baru tapi karena satu dan lain hal, Ibu tidak bisa mengabulkannya.

Anak kecil belum tahu caranya memproses rasa kecewa yang begitu hebat. Mereka hanya tahu yang mereka rasakan itu tidak enak, sehingga timbullah tantrum sebagai cara mengekspresikan konflik batinnya.

3. Perutnya Tidak Nyaman

Penyebab anak tantrum juga bisa karena si Kecil merasa tidak nyaman di situasi tertentu atau ada yang aneh dengan tubuhnya, tapi tidak bisa mengekspresikan rasa sakit itu secara verbal.

Misalnya, si Kecil merasa perutnya sakit karena tapi ia sendiri tidak tahu kenapa perutnya bisa sakit. Pencernaan yang tidak nyaman bisa membuat anak 2x lebih rewel.

Contoh lainnya adalah sakit emosional, yaitu ketika ada anak lain merebut mainannya. Si Kecil tantrum karena tidak bisa menjelaskan dengan baik kenapa ia merasa marah mainannya diambil. 

4. Terlalu Banyak Konsumsi Gula

Makanan kemasan seperti permen, jus, minuman kemasan, dan coklat batangan umumnya diproses dengan tambahan gula berlebih. 

Asupan gula berlebih dapat meningkatkan kadar gula darah anak lalu turun dengan sangat cepat. Kadar insulin dalam darah yang tidak stabil dapat memicu anak tantrum.

Selain itu, gula adalah karbohidrat, dan sebagian besar makanan yang mengandung karbohidrat dapat menyebabkan kembung karena gas yang membuat perut si Kecil jadi tidak nyaman.

5.Belum Bisa Komunikasi Lancar

Kemampuan berbahasa anak  usia 1-3 tahun baru mencapai 75%, sehingga sangat wajar jika ia belum mampu berkomunikasi dengan efektif untuk menyampaikan apa yang ia rasakan.

Jika sudah merasa frustasi, tidak heran jika ia mengekspresikan apa yang dirasakan dengan tangisan histeris. 

6. Menghindari Hal yang Tidak Disukai

Anak usia 1-3 tahun biasanya sudah memiliki apa yang disuka dan tidak.

Ketika anak dipaksa berhadapan dengan hal-hal yang tidak ia suka, ia bisa menunjukkan pemberontakan atau penolakan dengan tantrum.

Contohnya saat Ibu memberi tahu waktu bermain sudah habis dan ia harus pulang ke rumah untuk tidur siang, atau ketika diminta membereskan mainan yang berantakan setelah bermain.

7. Kurang Tidur

Kurang tidur ternyata dapat menjadi penyebab anak tantrum karena merasa kecapekan. 

Kelelahan mempunyai efek buruk pada perilaku anak dengan membuat kelenjar adrenal (yang mengatur respon terhadap stres) bekerja lebih aktif. Alhasil, anak jadi lebih sulit mengendalikan diri.

Jadi ketika si Kecil kecapekan, ia cenderung menunjukkan perilaku yang mengganggu sekitar, seperti tantrum.

8. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan perilaku yang membuat anak sulit fokus dan konsentrasi.

Beberapa gejala ADHD yang paling umum terlihat di antaranya adalah anak menjadi hiperaktif, impulsif, dan kurangnya perhatian.

Seorang anak dengan ADHD akan sering merasa frustasi saat menghadapi situasi yang memicu gejala kondisinya. Hal inilah yang dapat menyebabkan tantrum.

9. Autisme

Gangguan spektrum autisme juga bisa menjadi penyebab anak tantrum. Autisme adalah kelainan perkembangan saraf yang memengaruhi perilaku dan komunikasi anak. 

Akibatnya, saat mereka mengalami overstimulation (stimulasi berlebih) atau tidak dapat mengkomunikasikan hal yang diinginkan, ia akan bereaksi dengan rasa kesal, marah, dan frustasi.

10. Gangguan Cemas

Tak hanya orang dewasa, balita juga bisa mengalami kecemasan. Beberapa di antaranya bisa saja mengalami kecemasan akibat stres atau trauma serius, baik secara psikologis atau fisik.

Emosi negatif seperti kekhawatiran, ketakutan, kecemasan, dan kemarahan bisa sangat membebani batin anak-anak. 

Gangguan cemas biasanya ditandai dengan sulit tidur atau terbangun di tengah malam akibat night terror (mimpi buruk terus-terusan), hingga sering tantrum.

11. Gangguan Mood

Beberapa anak balita ada yang lebih berisiko mengalami disruptive mood dysregulation disorder (DMDD) atau gangguan mood sehingga sangat rentan mengalami tantrum.

Ciri Anak Tantrum 

Anak tantrum mungkin menunjukkan perilaku mengganggu seperti rewel dengan teriakan histeris dan berguling-guling di lantai, atau perilaku agresif seperti menendang dan memukul.

Ciri-ciri anak tantrum umumnya adalah: 

  • Merengek.
  • Menangis.
  • Berteriak.
  • Menendang.
  • Memukul.
  • Mencubit.
  • Menggigit. 
  • Mendorong.
  • Menahan napas, yang disebut juga dengan  Breath holding spells
  • Tubuhnya menjadi lemas atau kaku, sehingga Ibu kesulitan memindahkan posisi si Kecil.

Tantrum bisa bersifat fisik, verbal, atau keduanya. Satu episode tantrum pada anak biasanya berlangsung antara 2-15 menit.

Anak Sering Tantrum Apakah Normal? 

Walaupun sering membuat Ibu kewalahan dan frustasi, tantrum adalah bagian normal dari  perkembangan anak usia dini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *